Pelatihan Basic Neurologic Life Support Angkatan I DPD PPNI Sukoharjo bekerja sama dengan DPP HIPENI (Himpunan Perawat Neurosains Indonesia)
Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Sukoharjo (Indonesian National Nursing Association District Sukoharjo)
Minggu, 13 November 2016
Selasa, 01 November 2016
Hari Kesehatan Nasional 2016
Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Indonesia saat ini mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain.
Meskipun kesakitan dan kematian akibat penyakit menular (PM) semakin menurun, prevalensi penyakit secara umum masih cukup tinggi. Periode 1990-2015, pola kematian akibat PTM semakin meningkat (37% menjadi 57%), akibat PM menurun (56% menjadi 38%) dan akibat kecelakaan akan meningkat (7% menjadi 13%), dan tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivias fsik, merokok, dll).
Meningkatnya kasus PTM akan menambah beban pemerintah karena penanganannya membutuhkan biaya yang besar. Selain itu, kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.
Upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah tingginya kesakitan dan kematian akibat PTM dan PM. Mengingat pencegahan penyakit sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif secara terus menerus seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sektor nonpemerintah, dan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya sebuah gerakan untuk mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan Tema peringatan HKN ke-52 Tahun 2016 adalah : INDONESIA CINTA SEHAT dengan Sub Tema : MASYARAKAT HIDUP SEHAT, INDONESIA KUAT. Tema ini harus dimaknai secara luas, seiring dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Bahwa pentingnya mengedukasi masyarakat agar berperilaku sehat, perlunya mengajak masyarakat membiasakan hidup sehat, dan memberikan tanggung jawab menjaga diri sendiri, keluarga, dan lingkungannya untuk hidup sehat melalui upaya preventif dan promotif. Karena sehat adalah milik kita, tidak pandang usia, sehingga pada setiap tahapan siklus hidupnya sejak usia dini hingga lanjut usia harus cinta sehat.
Adapun Pesan pendukung yang ingin disampaikan pada HKN ke 52 tahun 2016 adalah :
1.
Lakukan aktiftas fisik secara teratur
2.
Konsumsi sayur dan buah setiap hari, agar badan sehat
3.
Cek kesehatan secara rutin
4.
Jaga kebersihan lingkungan untuk kesehatan
5.
Makan sehat untuk keluarga dengan gizi seimbang
Sumber : PusatPromosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Rabu, 19 Oktober 2016
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SASARAN I :
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
ElemenPenilaian SKP.I.
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien,
tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat,
darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan
/ prosedur
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi
yang konsisten pada semua situasi dan lokasi
SASARAN II :
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
ElemenPenilaian SKP.II.
1. Perintah lengkap secara lisan dan
yang
melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau
yang menyampaikan hasil pemeriksaan
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
SASARAN III :
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
ElemenPenilaian SKP.III.
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan
agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label,
dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak boleh disimpan
di unit
pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang
disimpan di pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas,
dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
SASARAN IV :
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT-PASIEN OPERASI
Elemen Penilaian SKP.IV.
1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda
yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien
di dalam proses penandaan.
2. Rumah sakit menggunakan suatu
checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi,
tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional.
3. Tim operasi yang
lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebeluminsisi / time-out”
tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi
/ dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
SASARAN V :
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN
KESEHATAN
Elemen Penilaian SKP.V.
1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman
hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO
Patient Safety).
2. Rumah sakit menerapkan
program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan
SASARAN VI :
PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
Elemen Penilaian SKP.VI.
1. Rumah sakit menerapkan
proses
asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dll.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya,
baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan
Senin, 26 September 2016
Senin, 11 Juli 2016
Pelatihan BTCLS Angkatan VII
Minggu, 08 Mei 2016
Selasa, 29 Maret 2016
Jumat, 04 Maret 2016
HUT PPNI Ke-42 Tahun 2016
TEMA HUT PPNI ke-42 TAHUN 2016 :
"Keperawatan adalah Sumber Utama Pembentukan Sistem Kesehatan yang Handal Menghadapi MEA"
"Keperawatan adalah Sumber Utama Pembentukan Sistem Kesehatan yang Handal Menghadapi MEA"
Langganan:
Postingan (Atom)
ICN on WHPA Webinar
ICN berkontribusi pada webinar World Health Professions Alliance - WHPA tentang penanganan #ResistansiAntimikrobial (#AMR) di dunia yang ter...
-
PROGRAM KERJA PPNI KABUPATEN SUKOHARJO MASA BHAKTI 2011-2015 Program Kerja disusun berdasarkan hasil sidang komisi-komisi yang dilaksanak...
-
by Harmoko,S.Kep.Ns. MH. (Kes) (Bidang Organisasi Hukum & Pemberdayaan Politik PPNI Jateng) IDENTITAS ORGANISASI Nama Organisasi : P...